Pertanyaan Dan Jawaban Seputar Defibrillator & AED Yang Perlu Anda Ketahui

Defibrillator merupakan perangkat penting dalam dunia medis. Sifatnya merupakan sebagai alat Emergency yang penting yang menyangkut keselamatan jiwa seseorang. Sebelumnya, kami telah menulis beberapa tips membeli produk AED, dan kali ini kita akan bahas seputar pertanyaan – pertanyaan yang sering diajukan oleh banyak orang terkait dengan AED atau Defibrillator. 

Pertanyaan dan Jawaban Tentang Defibrillator & AED

1#. Apakah Baterai AED Memiliki Masa Expired ?

Pertanyaan yang satu ini banyak cukup sering ditanyakan, hal ini menandakan banyaknya orang yang belum mengetahui informasi terkait dengan hal yang satu ini. Baterai AED tidak jauh berbeda dengan baterai – baterai pada umumnya.

Baterai AED juga ada dua jenis (Rechargeable dan non Rechargeable). Kedua jenis baterai ini tetap memiliki umur guna dan masa simpan. Kebanyakan dari baterai AED yang dijumpai di pasaran memiliki umur guna sekitar 2 tahun (jikia AED dalam kondisi standby). Untuk masa simpan dalam kondisi tidak digunakan bisa mencapai 4 tahun. 

2#. Apakah Pads AED Juga Memiliki Masa Kadaluarsa ?

Jawabanya Ya. Pads AED memiliki masa kadaluarsa, hal ini karena memang pada dasarnya Pads AED atau Elektroda pads merupakan perangkat berbahan elektronik yang dapat rusak karena terkontaminasi cuaca dan iklim.

Dalam proses pembuatannya Pads AED telah dilakukan pengujian stabilitas yang menentukan berapa lama produk tersebut bisa bertahan tanpa digunakan. Umur simpan pads AED bervariasi namun pada umumnya dapat bertahan hingga 2 tahun dengan pola penyimpanan yang sesuai prosedur. 

3#. Akah Pads AED Dapat Digunakan Kembali Setelah Pemakaian Pertama ?

Jawabanya Tidak. Pads AED hanya digunakan sekali saja. Berbeda dengan Elektroda Padle pada Defibrillator Manual yang dapat digunakan terus – menerus. Pads AED bersifat Disposable (Sakali Pakai).

Hal ini karena memang ketika telah digunakan, produk sudah tidak steril lagi, apabila digunakan kembali otomatis dapat meningkatkan resiko penularan penyakit. Kedua, kualitas produk jelas berkurang, bahkan ada yang rusak setelah penggunaan. Hal ini justru lebih berbahaya apabila dipaksakan untuk digunakan kembali. 

4#. Berapa Lama Baterai AED Bertahan ?

Hal ini sudah kita singgung di bagian atas. Masing – masing produk memiliki ketahanan yang berbeda – beda. Namun pada umumnya, baterai AED dapat bertahan hingga 2 tahun dengan posisi perangkat dalam kondisi standby.

Apabila tidak digunakan baterai tersebut bisa disimpan dalam masa 4 hingga 5 tahun. Namun setelah masa tersebut perlu dicek kembali kondisinya dan apabila sudah tidak normal harus diganti dengan baterai yang baru. 

5#. Apakah AED & Defibrillator Bisa Rusak ?

Tentu saja ! Semua perangkat elektronik bisa mengalami kerusakan baik karena penggunaan yang tidak benar, masa simpan yang telah melebihi batas atau karena faktor eksternal yang membuat komponen defibrillator & AED mengalami kerusakan. Untuk mengetahui kondisi defibrillator anda normal atau ada kerusakan, anda bisa gunakan fitur “self-test” yang umumnya terdapat pada alat.

Hampir semua produk AED dan Defibrillator memiliki fitur tersebut. Anda bisa mengamati kondisi atau keadaan alat anda di menu tersebut. Apabila terdeteksi gangguan, secara otomatis dalam test tersebut akan menunjukkan laporan kegagalan pada bagian tertentu dari perangkat AED anda.

Itulah 5 pertanyaan dan jawaban tentang Defibrillator dan AED yang paling banyak ditanyakan oleh sebagian pengguna ataupun orang yang akan membeli perangkat ini. Semoga sedikit ulasan diatas dapat menambah informasi wawasan terkait dengan perangkat Defibrillator dan AED. Ada juga tips membeli defibrillator yang sudah kita posting sebelumnya. Silahkan anda baca untuk menambah referensi saat anda akan membeli alat Defibrillator atau AED.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *